Senin, 21 Maret 2011

KETIKA RENTA TIBA, TATKALA AJAL MENJELANG

Wahai Anak-anaku
Simaklah goresan kalamku
Renungkan kata-kataku
Laksanakan pesan Kalbuku

Wahai Anak-anakku
Ketika renta tiba menghampiriku
Aku bukan diriku yang dulu

Tatkala aku kotori bajuku
Tertumpah kuah gulai kegemaranku
Manakala tak ada lagi kuasaku
Untuk sekedar mengikat tali sepatuku
Bersabarlah dalam menghadapiku
Seperti aku mengajarmu selama bertahun-tahun yang lalu

Wahai Anak-anaku
Saat aku mengulang kata-kataku
Akibat pikun datang padaku
Jangan bosan mendengarkanku
Jangan potong ucapanku
Saat aku lupa dengan kata-kataku
Bantulah mengingatkanku

Ingatlah masa kecilmu
Dikala aku harus mengulang kisah-kisah yang sama di telingamu
Agar lelap tidurmu
Agar indah mimpimu
Agar esok ceria dengan masa kecilmu

Wahai Anak-anaku
Saat aku butuh bantuan untuk memandikanku
Jangan salahkan diriku
Jangan benci aku
Karena tua, pikun, penyakit bukanlah keinginanku

Ingatlah masa lalumu
Ketika aku membujukmu
Agar mau kau mandikan tubuh mungilmu
Agar kotoran lepas dari badanmu

Wahai Anak-anaku
Saat aku termangu
Dengan pengetahuan dan penemuan baru
Jangan tertawakan aku
Jangan hinakan aku dengan kata-kata yang menyakitiku

Ingatlah masa itu
Ketika aku harus mematuhimu
Menjawab setiap kata apa itu dan mengapa itu
Yang deras meluncur dari bibir indahmu

Wahai Anak-Anakku
Saat kaki terlalu lemah untuk menopang tubuhku
Saat tenaga tak lagi cukup untuk melangkahkan kakiku
Ulurkan tangan mudamu padaku
Gunakan tenaga kuatmu untuk sekedar memapahku

Ingatlah masa lalumu
Ketika aku membimbingmu
Ketika aku memapahmu
Melangkahkan kaki kecilmu

3 komentar: